Tradisi Lebaran, Sunnah Menikah dan Sunnah Puasa

Lebaran

Tradisi Lebaran memang telah lama hadir ditengah masyarakat di Indonesia. Kegiatan pulang kampung untuk orang-orang perantuan. Kembali ke kampung halaman, ke rumah orang tua untuk sungkem, meminta maaf kepada orang tua, serta silaturahmi kepada saudara dan tetangga. Kata Almarhum Ustad Zainuddin M. Z. Lebaran boleh diikuti oleh siapa saja. orang-orang yang waktu ramadhan tidak melakukan sholat tarwih, tidak puasa mereka boleh ikut lebaran. Orang yang bahkan tidak menjalankan ibadah sama sekalipun, boleh ikut lebaran. Namun hanya orang-orang yang bertaqwa, menjalankan perintahnya serta menjauhi segala larangannya yang dapat ikut Idul Fitri.

Di Jawa terdapat juga tradisi Kupatan atau Lebaran Ketupat. Tradisi ini merupakan tradisi yang di inisiasi oleh Sunan Kalijaga untuk mensyiarkan Islam. Kupat merupakan manan yang dibalutdengan janur (daun kelapa yang masih muda) yang telah di buat persegi empat yang didalamnya berisi nasi. Di Jawa ketupat memiliki dua makna filosofis. Filosofi pertama yaitu ngaku lepat atau mengaku bersalah. Filosofi yang kedua yaitu ¬laku papat, yang terdiri dari lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Baca juga : Sawah Beton , Air Mata Gunung

Lebaran meiliki arti bahwa Lebaran ketupat menjadi pertanda bahwa ram,adhan telah usai. Luberan mempunyai arti meluber atau melimpah yakni ajakan untuk bersedekah serta mengeluarkan zakat fitrah. Leburan mempunyai makna sudah habis dan lebur yakni dosa-dosa dan kesalahan melebur habis dengan kita saling bermaaf-maafan. yang terakhir yakni Laburan yang berarti labur dengan makna setelah lebaran manusia diharapkan bisa menjaga kebersihan dan kesucian lahir dan batinnya.

Sunnah Syawal

Ramadhan berganti syawal, terdapoat dua sunnah yang masyhur dikalangan anak muda. Pertama adalah menikah dibulan syawal dan kemudian sunnah yang kedua adalah berpuasa dibulan syawal.

Sunnah menikah dibulan syawal dilandasi dengan hadist yang berasal dari Aisyah R. A yang diriwayatkan oleh HR Muslim.

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي

Artinya: “ Rasulullah SAW menikahiku pada bulan syawal dan berkumpul denganku pada bulan syawal, maka siapa diantara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR Muslim)

Sunnah ini juga mempunyai maksud untuk menolak tradisi dan anggapan masyarakat Arab jahiliyah yang menganggap bahwa bulan syawal adalah bulan pembawa sial.

Baca juga : Sinau Bareng Caknun, Sujiwo Tejo dan Kiai Knjeng (Semar Resto Boyolali, 21 April 2022)
Permasalahan Pendidikan Di Indonesia
Abdurahman Abadawi

Sunnah berikutnya adalah berpuasa syawal. Puasa syawal disebutkan oleh Hr Muslim

Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa Ramdhan kemudian berpuasa enam hari dibulan syawal makabaginya (pahala) puasa selama setahun penuh.” (Hr Muslim)

Puasa syawal boleh dilakukan berturut-turut, boleh diselang seling atau juga di barengkan dengan puasa senin kamis atau puasa ayyamul bidh. Namun puasa syawal haram atau tidak diperbolehkan pada tanggal satu syawal.

Penutup

Sunnah lebih baik dilakukan jika mampu, namun jika tidak dilakukanpun juga tidak apa-apa. Selamat untuk dirimu yang dapat menjalankan sunnah menikah dibulan syawal. Dan untuk kalian yang tidak bisa menunaikan sunnah menikah, maka masihada sunnah berpuasa syawal. Pun juga anjuran Allah dan Rasulnya untuk orang-orang yang tengah menunggu jodohnya adalah dengan berpuasa dan terus memperbaiki diri.

Posting Komentar

0 Komentar