Merasa “Miskin” Demi Kaya, Trik Finansial yang Justru Bikin Tabungan Makin Gemuk

Kedengarannya aneh, pura-pura miskin supaya bisa kaya. Namun banyak pengelola keuangan percaya, menciptakan rasa “kekurangan” secara sengaja bisa memacu disiplin menabung dan berinvestasi. Di tengah gempuran diskon belanja online dan gaya hidup serba cepat, strategi ini justru relevan untuk masyarakat Indonesia yang ingin meraih kebebasan finansial.

Kenapa Harus “Merasa Miskin”?
Ketika saldo rekening terlihat tebal, kita cenderung lengah. Makan di luar tanpa pikir panjang, gonta-ganti gadget, atau menunda investasi. Kelimpahan sering melahirkan rasa puas diri. Sebaliknya, saat merasa uang pas-pasan, otak kita otomatis lebih waspada, akhirnya kita akan menunda belanja, mencari cara menambah pemasukan, dan fokus pada tujuan jangka panjang.

Di AS, tingkat tabungan nasional hanya sekitar 5% dari pendapatan. Artinya, butuh 19 tahun untuk menabung setara biaya hidup satu tahun. Versi Indonesia tak jauh beda, rata-rata masyarakat menabung di bawah 10% dari gaji. Padahal, para perencana keuangan menyarankan minimal 20%, bahkan kalau sanggup, 50% selama 10 tahun untuk kebebasan finansial.

Cara Praktis Menciptakan “Kelangkaan Uang”

Jaga Saldo Rekening Tetap Tipis
Simpan hanya dana kebutuhan satu bulan di rekening tabungan. Pindahkan sisanya ke rekening investasi atau deposito berimbal hasil lebih tinggi dari inflasi (reksa dana pasar uang, obligasi, atau deposito berjangka). Dengan bunga deposito Indonesia yang bisa 4–6% per tahun, uang tetap berkembang, tapi Anda merasa “kering” saat cek saldo harian.

Auto-Transfer Begitu Gajian
Begitu gaji masuk, atur transfer otomatis ke rekening investasi atau RDN (rekening dana nasabah) untuk beli reksa dana/saham. Out of sight, out of mind, uang tak sempat “menggoda” Anda.

No-Spend Week atau Bulan Hemat
Tantang diri sendiri, pilih dua minggu setiap bulan tanpa belanja konsumtif. Masak di rumah, bawa bekal, tunda belanja online. Anda akan terkejut seberapa besar penghematan yang terjadi.

Simulasi Hidup Ala Mahasiswa
Cobalah batas pengeluaran misalnya Rp. 3 juta per bulan meski gaji jauh di atas itu. Gunakan transportasi umum, cari promo belanja, atau berbagi fasilitas dengan teman/keluarga.

Audit Langganan Lihat kembali semua layanan streaming, aplikasi fitness, hingga kartu kredit. Hapus yang jarang dipakai. Sepuluh ribu rupiah sebulan tampak kecil, tapi puluhan layanan bisa jadi ratusan ribu tiap bulan.

Latih Rasa Syukur
Setiap malam, catat tiga hal yang membuat Anda bersyukur. Rasa cukup menahan keinginan konsumtif yang sering lahir dari perasaan “kurang”.

Pelajaran dari Pasar yang Terlalu Ramai
Sejarah menunjukkan, masa “bull market” justru membuat orang lengah. Saat investasi saham atau properti terus naik, kita merasa tak mungkin rugi. Sebelum krisis 2008, banyak orang berutang besar untuk membeli properti dan kehilangan segalanya ketika harga anjlok. Di Indonesia, fenomena serupa terlihat pada demam properti awal 2010-an. Merasa “aman” karena nilai aset naik bisa berujung bencana.

Disiplin dan Investasi Adakah Kunci
Menabung agresif hanyalah langkah pertama. Uang yang terkumpul perlu ditempatkan di aset yang tumbuh, seperti di saham, obligasi, reksa dana, atau properti sewa. Dengan imbal hasil rata-rata 6–10% per tahun, compounding akan bekerja, sementara gaya hidup sederhana menahan laju pengeluaran.

Misalnya, seseorang berpenghasilan Rp. 10 juta per bulan yang menabung 50% (Rp5 juta) dan menginvestasikannya pada instrumen dengan imbal hasil 8% per tahun bisa mengumpulkan lebih dari Rp900 juta dalam 10 tahun, jauh melampaui menabung di tabungan biasa. Intinya

“Merasa miskin” bukan berarti hidup dalam ketakutan atau kekurangan nyata. Ini permainan psikologis untuk menahan diri, menjaga fokus, dan memacu pertumbuhan kekayaan. Dengan mengatur saldo, menekan pengeluaran, dan menginvestasikan selisihnya, Anda meniru ketekunan masa “kantong kering” tanpa harus benar-benar menderita.

Saat orang lain larut dalam euforia belanja, Anda tetap tenang, menumpuk aset, dan membangun kebebasan finansial. Trik sederhana, ciptakan rasa sempit agar masa depan jadi lapang.

Posting Komentar

0 Komentar